oleh M. Irfan Ilmie
Surabaya – Ratusan bahasa daerah di Indonesia, keberadaannya hingga saat ini terancam punah karena sudah jarang sekali digunakan.
“Ada ratusan bahasa daerah yang sebelumnya berkembang di sejumlah wilayah di Indonesia, kini keberadaannya terancam punah,” kata anggota Tim Pemetaan Bahasa Daerah Pusat Bahasa, Prof. Dr. Kisyani Laksono, di Surabaya, Minggu (5/4).
Pada bulan Oktober 2008, Tim Pemetaan Bahasa Daerah Pusat Bahasa telah berhasil memetakan 442 bahasa daerah. “Namun ratusan yang lain, sampai sekarang susah dipetakan,” katanya.
Ratusan bahasa daerah yang terancam punah itu, kebanyakan berada di Papua dan Maluku, sebagaimana hasil pemetaan Tim Pemetaan Bahasa Daerah Pusat Bahasa selama tahun 2008.
“Beberapa bahasa daerah yang mendekati kepunahan itu, rata-rata penuturnya tinggal satu hingga dua orang. Itu pun sudah berusia lanjut, sehingga susah sekali untuk dikembangkan,” katanya.
Meskipun demikian, lanjut Kisyani, Tim Pemetaan Bahasa Daerah Pusat Bahasa masih akan melakukan pemetaan lagi untuk mendapatkan kemungkinan bahasa daerah yang mendekati kepunahan itu bisa dikembangkan lagi.
“Tentu saja, kami juga akan melibatkan tokoh masyarakat untuk mendorong perkembangan bahasa daerah itu,” kata Guru Besar Linguistik Fakultas Bahasa dan Seni di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu.
Sebelum terjun ke lapangan, Tim Pemetaan Bahasa Daerah Pusat Bahasa telah mempelajari beberapa literatur sejarah dan cerita rakyat sebagai referensi keberadaan sebuah bahasa daerah.*